![]() |
banjir membawa berkah :3 |
Anak kecil yang suka nonton serial film animasi "Ang" the avatar juga tahu, empat unsur utama: air, angin, kayu/tanah dan api/matahari, bila siklus dan pergerakannya seimbang, mereka hanya membawa manfaat dan tidak jadi bencana bagi manusia.
Membahas banjir itu murni bencana alam atau akibat perbuatan kita sendiri, hanya akan mengundang debat berkepanjangan antara regulator, pengusaha, dan para korban banjir. Sementara ada yang lebih pasti, dan bisa kita lakukan untuk perkecil kemungkinan wilayah kita terkena kiriman air berlebih, dengan membuat sumur-sumur resapan dan biopori.
Untuk banjir skala besar yang sampai membuat jalan putus, tebing longsor, sulit dilakukan sendiri-sendiri kecuali oleh komunitas dengan skala satu kecamatan paling tidak, apalagi bila tanpa dukungan regulator. Untuk sementara abaikanmi, karena hasil cari literasi di internet, yang paling mungkin kita kerjakan di halaman rumah masing-masing, bikin biopori. Sebentar sore mo mi kubikin di halaman depan.
Alat melobangi tanah untuk membuat lobang biopori bisa dibeli di sini. Kalau mauki bikin sendiri bornya juga gampang ji, asal ada tukang las dekat rumahta, kasi liat mi gambarnya di bawah.
Cara membuat lobang-lobang biopori ada di sini, tapi kadang tidak bisa diakses situsnya, jadi ku copy kan maki di sini juga. Pertama, pilihki lokasi tempat jalur air lewat kalau hujan datang di halaman rumata, jangan halaman rumah tetangga kalau masih adaji halamanta sendiri.. :D
![]() |
1. buat lobang biopori di tempat jalur yang dilewati air saat hujan turun. |
Kedua, mula maki 'ngebor' sampai kedalaman 1 meter atau 100cm. Pas sepanjang alat bor.
![]() |
2. mulai maki membor, sambil nyanyi bisa tonji. |
Ketiga, kalau tanahnya kurang kokoh, pasangi 'bingkai' dari PVC, potongan botol air mineral 1 liter yang diameternya 10cm juga bisa, supaya tidak runtuh bibir lobangnya.
![]() |
3. contohji ini, nda mesti persis sama pelindung bibir lobangnya :D |
Keempat, mulai maki isi lobangnya dengan sampah organik. Daun-daun kering, nasi basi, pokoknya yang bisa dan mudah membusuk dalam tanah. Jangki plastik.
![]() |
4. Isi lobang biopori dengan sampah organik hingga penuh |
Jumlah Lobang Resapan Biopori yang Disarankan
Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
Jumlah LRB = intensitas hujan(mm/jam) x luas bidang kedap (m2) / Laju Peresapan Air per Lubang (liter/jam)
Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam (hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap perlu dibuat sebanyak (50 x 100) / 180 = 28 lubang.
Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengen kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat menampung 7.8 liter sampah organik. Ini berarti bahwa setiap lubang dapat diisi dengan sampah organik selama 2-3 hari. Dengan demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi dengan sampah organik yang dihasilkan selama 56 - 84 hari. Dalam selang waktu tersebut lubang yang pertama diisi sudah terdekomposisi menjadi kompos sehingga volumenya telah menyusut. Dengan demikian lubang-lubang ini sudah dapat diisi kembali dengan sampah organik baru dan begitu seterusnya.
Copyright 2007-2012 © Tim Biopori IPB. All Rights Reserved
0 komentar:
Posting Komentar
Pamopporanga, tarimakasih cika..